Pages

Selasa, 24 Januari 2012

Karena Ngomong Sembarangan

Published under ,
Saya Bid yang mengirim cerita mimpi dikejar 1000 hantu. Teman-teman, saya mau cerita ni tentang pengalaman yang ngga akan saya lupain, moga jadi pelajaran buat kalian ya...

Kejadian ini terjadi tepatnya tahun 2006, waktu saya lagi ikut lomba Survival se-Kabupaten Jepara. Saat itu kami menempuh perjalanan sejauh 15 Kilometer, tanpa dibekali makanan yang cukup. Sangga kami terdiri dari 10 orang putra dan 10 orang putri. Kebetulan, saat itu saya jadi pimpinan sangga.

Saat itu hari sudah gelap, seluruh peserta survival mendirikan tenda di sebuah lapangan tepatnya di sebuah desa, sebut saja Desa X. Kata orang, lapangan tersebut terkenal angker. Dengan sisa2 tenaga dan perut yang keroncongan kami mendirikan tenda. Saat itu saya sedang memasang pasak pada tenda, tetapi pasak itu tidak bisa menancap ke tanah, karena tanahnya sangat keras. Berulang kali kami mencoba tetapi tetap saja tidak bisa. Karena kesal saya nyeletuk "Aduh, tanah kok kerasnya kayak begini!".

Tak berapa lama, tendapun berdiri. Kami semua masuk ke tenda untuk istirahat. Setelah semua masuk, tiba-tiba teman-teman saya pada ambruk, semuanya sakit, padahal awalnya mereka sehat2 saja. Saya sebagai pimpinan sangat bingung. Dari 10 sangga putri, yang tidak sakit cuma 2 termasuk saya.

Tak berapa lama salah satu tim saya, tepatnya adik kelas saya yang sedang sakit itu menggeram-geram, matanya terpejam rapat, dan kakinya menendang-nendang apa saja yang ada disitu, kami semua ketakutan. Teman-teman saya yang cowok memegangi adik kelas saya itu, tapi tenaganya sangat kuat, dua orang teman cowok saya tak kuat menahannya. Tiba-tiba adik kelas saya yang pintar hal2 mistik, sebut saja namanya Arif berkata "Rasanya ada yang ngga beres kak. Si Ana kesurupan!".

Arif berusaha berkomunikasi dengan makhluk yang merasuki Ana. "Apa ada salah satu diantara kalian yang berbuat sesuatu yang bikin penghuni sini ngga berkenan?", kata Arif kembali. Mendengar itu, saya teringat kata2 saya tadi. "Aduh, tanah kok kerasnya kayak begini!". Saya merasa bersalah, secara refleks saya berkata "Ya udah, saya yang salah, saya minta maaf".

Mendengar perkataan itu Ana yang sedari tadi memejamkan mata langsung membuka matanya, dan geramannya agak menghalus. "Ya udah sekarang mau kamu apa, kami meninggalkan daerah ini?", kata arif lagi. Ana mengangguk. "Tapi kamu harus janji keluar dari badan teman saya ya?". Ana kembali mengangguk. "Ayo kak, sekarang kita pindah dari sini!". Seketika itu Ana berhenti menggeram, lalu kemudian pingsan.

Setelah kami memindah tenda kami, ajaib, semua teman saya yang tadinya sakit sembuh seketika, seperti tidak pernah terjadi apa2. Dari pengalaman itu, saya mengambil hikmah, jangan pernah ngomong sembarangan di tempat yang masih asing buat kita karena kita ngga pernah tahu kalau sebenarnya ada yang tidak berkenan dengan perbuatan kita tersebut. Jagalah kesopanan dimanapun kita berada. Meski itu di hutan sekalipun.

Makasih ya sudah mau baca